Selasa, 27 Mei 2014

MENJADI AKTOR EKONOMI KREATIF LEWAT INDUSTRI KREATIF BERBASIS MEDIA

Dalam rangka menumbuhkembangkan pelaku kreatif dan meningkatkan akses pasar ekonomi kreatif berbasis media, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan IPTEK, di bawah naungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menghelat “Kegiatan Fasilitasi Publikasi Karya Cerita Fiksi dan Nonfiksi” yang diadakan pada Senin, 19 Mei 2014.

Acara yang rutin dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tiap tahunnya sejak 2012. Dan di 2014, Medan mendapatkan kesempatan menjadi kota keempat dari rangkaian kunjungan yang telah dilaksakan di Samarinda, Bengkulu, Palembang, dan berakhir di  Kupang.

Menggandeng Ketua Umum Forum Lingkar Pena wilayah Sumut, Nurul Fauziah, sebagai kordinator peserta acara, mampu menghadirkan peserta yang luar biasa – sampai kedua Narasumber yang dihadirkan, Moammar Emka dan FX Rudy Gunawan terkagum- kagum dengan pengetahuan para  anak muda kota Medan di dunia tulis menulis. Selain Flpers Sumut dan FLPers Labuhan Batu, turut serta hadir komunitas-komunitas penulis dikota Medan seperti KSI Medan, Pers Dinamika IAIN SU, Cerita Medan, Majalah Asy-syifa Ukmi Arrahman Unimed, dll. Acara yang berlangsung di Hotel Soechi International, Medan, Sumatera Utara tersebut menghasilkan diskusi yang hangat dan menarik.

Acara ini dilatarbelakangi atas sebuah gagasan untuk memunculkan pelaku-pelaku kreatif yang dapat menyokong pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia. Acara ini menjadi penting, karena menyangkut arah perekonomi Indonesia di masa depan.

Perlu diketahui, untuk menghadapi laju perkembangan zaman, pengembangan ekonomi Indonesia yang dahulu berbasis pengelolaan SDA diubah menjadi ekonomi kreatif, hal ini berdasarkan Intruksi Presiden Nomor 06 Tahun 2009 yang akan disahkan menjadi UU tentang pengembangan ekonomi kreatif. Dalam pengembangannya, kiblat perekonomian Indonesia tidak lagi mengeksploitasi kekayaan hasil alam. Jika terus-menerus SDA dieksploitasi, sampai titik kemusnahan SDA tersebut, maka untuk dapat mengembalikannya butuh puluhan bahkan ribuan tahun yang akan datang.

Alhasil, keadaan seperti ini akan menghambat majunya perekonomian Indonesia. Nah, Ekonomi Kreatif berfokus pada eksplorasi kreativitas dari berbagai bidang yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Bidang yang dimaksud misalnya kuliner, lifestyle, fashion, seni dan budaya, serta media ‘cetak maupun non cetak’.

Setelah Kementerian Pariwisata menjembatani pelaku kreatif dari bidang fashion, bidang seni, kuliner, dan bidang budaya untuk menembus akses pasar ekonomi kreatif ke kancah persaingan Global, maka pada momen ini diadakan acara yang mengarahkan para pelaku kreatif di bidang media, khususnya para penulis untuk menuju ekonomi kreatif.

Harapan besar ditujukan bagi para pelaku kreatif untuk mengeksplorasi kreativitasnya dalam menulis yang dapat menjadi katalis peningkatan akses pasar ekonomi kreatif berbasis media. Artinya, kreativitas pun dapat menyejahterakan kehidupan ekonomi para pelaku kreatifnya.

Ibu Poppy Savitri, Sekretaris Direktoriat Jendral Ekonomi EKMDI, pun menguatkan. Saat ini Indonesia sedang menggalakkan “Gerakan Indonesia Menulis” yang melalui program ini diharapkan bisa menuntaskan kemiskinan, memperluas lapangan pekerjaan. Ekonomi Kreatif bisa berkembang jika akarnya dijaga, yaitu kebudayaan.

Diskusi berlanjut pada mengarahkan bagaimana para pelaku kreatif bidang media tak hanya sebatas menembus industri kreatif, mempublikasikan karyanya, dan memperoleh keuntungan komersial saja, tetapi sampai pada menjadikannya sebagai satu pilihan profesi yang secara mutlak diakui.

Yah, secara general, pelaku kreatif kepenulisan memiliki tipe yang berbeda, ada yang menulis sekedar hobi, cari kesibukan, ikut-ikutan, mencari eksistensi, komersial, kepentingan profesi, sampai kepada menulis karena sebuah misi tertentu. Para pelaku kreatif tinggal menentukan pilihannya. Jika berani menentukan pilihan menulis sebagai sebuah profesi, maka persiapkan diri menangguhkan kreativitas dan intensitas berkarya untuk menaklukkan indutri kreatif.


Turut menjadi penting adalah dasar dan tujuan menulis, agar sesuai orientasi yang ingin dicapai. Ingat, setiap kreativitas yang ada pada diri tiap manusia itu memiliki nilai jual masing-masing, baik yang diukur lewat sisi material, manfaat, atau pun hal lain. Hm, pertanyaan penting adalah apakah penulis mampu menjawab tantangan ekonomi kreatif? Ayo berikan jawaban kita! (Fitrah N. Nst/ Fadly) 

0 komentar:

Posting Komentar