“Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.“ Imam Syafi’i
Kamis, 04 Desember 2014
Antara Menjadi Editor dan Traveller
Tweet |
20.08
F. Pratama
2 comments
Rahmadianti Rusdi, atau
yang lebih akrab disapa dengan panggilan Mbak Dee, memang seorang traveler sejati. Senang berpergian untuk menambah
khasanah ilmu dan mengenal sosok-sosok baru, yang
sekaligus berguna sebagai sarana mencari inspirasi. Begitulah yang beliau
katakan di awal pembukaan acara diskusi bersama FLP Sumatera
Utara minggu lalu, 30 November 2014, di Rumah Cahaya. Ia
menyempatkan berkunjung untuk berdiskusi tentang dunia penerbitan yang memang
sudah lama beliau geluti.
Beliau bercerita banyak
tentang pengalamannya sebagai seorang editor, di Noura
Publishing. Menurutnya, menjadi editor bukanlah hanya sekedar mengedit atau membetulkan
tulisan dari seorang penulis. Editor harus memiliki
wawasan yang luas, sumber bacaan yang beragam dan banyak. Apabila ingin
mengedit sebuah naskah novel maka editor wajib mencari dari sumber-sumber lain
yang berhubungan dengan tema novel yang ingin diedit.
Lebih
lanjut ia menjelaskan, seorang editor juga harus memikirkan pasar yaitu pembaca,
jadi bagaimana mengemas sebuah novel atau buku menjadi lebih menarik untuk
dibaca dan dibeli, jelas beliau panjang lebar.
Beliau juga memberikan beberapa
masukan tentang bagaimana cara menembus dunia penerbitan. “Sebaiknya naskah
yang dikirimkan hendaknya memiliki tema yang sedang digandrungi
pasar agar lebih mudah dilirik penerbit, dikemas secara lebih simple agar pembaca mengerti isi cerita
sebuah novel atau pun tulisan kita.”
Lalu
mengenai review sebuah novel yang biasa diletakkan di belakang cover buku, janganlah bertele-tele dan terlalu
panjang, sebab calon pembaca biasanya
tidak
akan mau menghabiskan waktu untuk membacanya.
“Kalaupun seorang penulis
ingin membawa ideologi baru dalam tulisannya, tentu bagus asalkan
dikemas
dengan gaya penceritaan menarik dan tentu saja
kembali pada selera pasar. Atau jika ingin me-recylce kisah-kisah lama untuk anak-anak juga
sangat menarik. Terlebih lagi peluang pasarnya sangat
terbuka
lebar untuk saat ini”,
tegasnya.
Di
akhir diskusi ia pun memberikan sedikit nasehat yakni, untuk menjadi penulis yang hebat
harus terlebih dahulu menjadi pembaca yang baik
apalagi jika ingin menjadi seorang editor handal. Pembaca yang tidak hanya
sekedar membaca. Namun mampu menelaah bacaan
ataupun menemukan isnpirasi dari tulisan tersebut untuk menambah wawasan dan
mungkin inspirasi baru. Mulailah membaca, dan harus dibiasakan.
Diakhir
kunjungannya, Ia menghadiahi perustakaan Rumah Cahaya buku-buku yang sangat bagus
dan tentunya bermanfaat untuk rumah cahaya. Terimakasih Mbak
Dee, jangan kapok ya buat kembali berkunjung ke Medan dan
mampir ke Rumah Cahaya ;) (intan)
2 komentar:
khkehkeheee..
Jadi bagus deh tulisan saya yg kacau ini stelah diedit :D
Terimaksih yah,
inspiratif...
Posting Komentar