Ini memang bagian dari kehidupan. Bahwa kadang
bahkan teramat sering, kita harus berkorban, berbagi dan memperjuangkan sesuatu
demi kebahagiaan orang lain. Maka mereka yang melakukan hal tersebut akan
dikenang waktu sebagai manusia berhati baik dan tidak egois. Pastilah waktu
juga akan mengenang mereka yang tak pernah sekali pun berkorban, berbagi dan
memperjuangkan sesuatu demi kebahagiaan orang lain. Lalu waktu dan orang-orang
mengakrabi mereka dengan sebutan manusia berhati batu dan egois. Tentu, tak ada
paksaan kita harus menjadi yang mana. Semua kembali pada hati. Sebab pada
hakikatnya, hatilah yang menggerakkan akal dan amal kita untuk melakukan apa
dan bagaimana.
Lalu, beberapa saat kemudian, kita akan bersentuhan
dengan nilai keikhlasan. Ya, ternyata melakukan kebaikan itu tidaklah segampang
yang dipikirkan. Sulit membedakan antara ikhlas dan tidak ikhlas, antara riya
dengan tidak riya, antara sombong dengan tidak sombong dan lain sebagainya.
Lagi-lagi, kembali ke hati. Sebab Tuhan pun rupanya tak pernah lengah mengikuti
jalan hati kita. Yang abstrak menjadi sangat konkret bagi-Nya. Ah ya, entah
mengapa kita sering pula lupa akan hal itu. Tuhan ada di mana-mana.
Hati, dialah kunci kita menemukan apa yang baik
dan tidak baik. Ia pun ditakdirkan menjadi penentu apakah seseorang itu baik
atau tidak. Tapi fenomena saat ini pun menjadi penghalang bagi kita untuk
menilai kebaikan orang lain atau berbuat baik pada orang lain. Hati sering tak
sama dengan perbuatan dzahir.
Tapi, ada hal yang mungkin harus kita ingat dan
bawa kemana-mana. Allah itu baik pada orang-orang yang berusaha baik pada-Nya
dan orang-orang di sekitarnya. Allah itu dekat pada orang-orang yang berusaha
dekat dengan-Nya. Dan Allah, sungguh Dia adalah sebaik-baik penilai hati kita.
Maka, tak boleh ada keraguan buat kita untuk berbuat baik bagi orang lain.
Sebab ternyata Allah pun selalu memberikan award (penghargaan) bagi mereka yang
melakukan itu, di dunia dan akhirat kelak.
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan
(pula).” (QS. ar-Rahman (55) : 60)
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada
pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi
debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka
kekal di dalamnya.” (QS. Yunus (10) : 26)
Oleh: Fitri A.B.
0 komentar:
Posting Komentar