Jumat, 05 Oktober 2012
Puisi Cipta Arief Wibawa
Tweet |
13.57
FLP Sumatera Utara
1 comment
Kabar
Hidup Mas
bagaimana
kabar hidup, mas?
hari
ini nasi kembali basi
ikan-ikan
membusuk dan
liur
memanu di bibirku
mas,
anak kita menangis
kemarin
ia melihatmu menari
di
sebuah rumah yang katanya bordil
aku
tak percaya, dan ternyata anakmu
memang
salah, sebab kau hanya
menggelinjang
bersama seseorang yang
lidahnya
serupa ular
kabarnya
kau telah mendapat kerja ya, mas?
menjilat-jilat
sepatu
milik
petinggi sebuah negeri,
menghapus
tunggakan rumah,
dan
melupakan aturan-aturan
mas
sekali lagi saja
aku
ingin bertanya,
bagaimana
kabar hidup,
setelah
diri kau jual dengan
takar
setetes ludah?
2012
Kepergian
Embun
berangkatlah
embun
sebelum
matahari datang
dan
meniadakan bening
di
tubuhmu
2012
Sehabis
Meneguk Kopi
sehabis
meneguk kopi
gelas-gelas
itu menghitam
menyisakan
ampas yang segan
kauhisap
sampai dalam
waktu seperti tersekat oleh noda
hitam. mengaburkan segala hari
yang kemudian kita kenal sebagai
memori.
tubuh cokelat sawo milikku pun kusut
menimpa tubuhmu.
menciptakan dunia yang pahit
sepadan rasa kopi
yang tinggal di gelas dan sendok
2012
Yang
di Sana Terus Begini
yang
di sana terus begini
menyimpan gelisah
menunggu kabar pulang
yang
di sana terus begini
merangkai senyum
menyembunyikan rindu
yang
di sana terus begini
mengantar tetanya
mengarak seluruh curiga
yang
di sana terus begini
mendesak air mata
menuntaskan setiap doa
yang
di sana terus begini
melagukan kenang
menghitung setiap sunyi
tentu,
yang
di sana terus begini
mengajarkan kami
mengeja satu baris nama
Ibu….
2012
Sebuah
Kisah
aku selalu ingin menjadi
awan
agar kau tahu bahwa
hujanku adalah bunga
tapi di taman ini selalu
saja sepi
bocah-bocah yang pernah
berlari riang
seperti hilang ditarik
waktu yang silam
pelan-pelan rindu hadir
dan memenuhi cakrawala
memangkas ritual senja
dan semakin menghitamkan malam
beginilah rasa yang
selalu memburuku
lalu, bagaimana
menurutmu?
2012
1 komentar:
kata-kata di puisi pertama sangat berani,
saya suka..
Posting Komentar