Jumat, 05 Oktober 2012

Puisi Cipta Arief Wibawa

Kabar Hidup Mas

bagaimana kabar hidup, mas?
hari ini nasi kembali basi
ikan-ikan membusuk dan
liur memanu di bibirku

mas, anak kita menangis
kemarin ia melihatmu menari
di sebuah rumah yang katanya bordil
aku tak percaya, dan ternyata anakmu
memang salah, sebab kau hanya
menggelinjang bersama seseorang yang
lidahnya serupa ular

kabarnya kau telah mendapat kerja ya, mas?
menjilat-jilat sepatu
milik petinggi sebuah negeri,
menghapus tunggakan rumah,
dan melupakan aturan-aturan

mas sekali lagi saja
aku ingin bertanya,
bagaimana kabar hidup,
setelah diri kau jual dengan
takar setetes ludah?

2012

Kepergian Embun

berangkatlah embun
sebelum matahari datang
dan meniadakan bening
di tubuhmu

2012
Sehabis Meneguk Kopi

sehabis meneguk kopi
gelas-gelas itu menghitam
menyisakan ampas yang segan
kauhisap sampai dalam

waktu seperti tersekat oleh noda
hitam. mengaburkan segala hari
yang kemudian kita kenal sebagai
memori.

tubuh cokelat sawo milikku pun kusut
menimpa tubuhmu.
menciptakan dunia yang pahit
sepadan rasa kopi
yang tinggal di gelas dan sendok

2012




Yang di Sana Terus Begini

yang di sana terus begini
            menyimpan gelisah
                        menunggu kabar pulang
yang di sana terus begini
            merangkai senyum
                        menyembunyikan rindu
yang di sana terus begini
            mengantar tetanya
                        mengarak seluruh curiga
yang di sana terus begini
            mendesak air mata
                        menuntaskan setiap doa
yang di sana terus begini
            melagukan kenang
                        menghitung setiap sunyi

tentu,
yang di sana terus begini
            mengajarkan kami
                        mengeja satu baris nama
Ibu….

2012



Sebuah Kisah

aku selalu ingin menjadi awan
agar kau tahu bahwa hujanku adalah bunga

tapi di taman ini selalu saja sepi
bocah-bocah yang pernah berlari riang
seperti hilang ditarik waktu yang silam

pelan-pelan rindu hadir dan memenuhi cakrawala
memangkas ritual senja dan semakin menghitamkan malam
beginilah rasa yang selalu memburuku
lalu, bagaimana menurutmu?

2012

1 komentar:

Yudi Darmawan mengatakan...

kata-kata di puisi pertama sangat berani,
saya suka..

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India